Jumat, 25 Agustus 2017

Menemukanmu (Part 1)


Yakin. Satu kata yang tak akan pernah bosan untuk dibahas. Kira-kira, sekitar 2 tahun yang lalu aku mulai memahami makna sesungguhnya dari sebuah keyakinan. Kemudian aku jatuh cinta. Ya, jatuh cinta. Bukan cinta pada lawan jenis atau apapun, tapi cinta pada sebuah keyakinan. Dan saat itu pula aku tersadar bahwa keyakinanku selama ini hanya sebatas percaya, tanpa diiringi dengan keyakinan. Kenapa? Karena terkadang aku masih merasa “larut” dalam masalah yang (mungkin) bertolak belakang dengan keinginkanku. Allah Maha Segalanya. Setiap kejadian dalam kehidupan kita merupakan kehendak Allah. Sekecil apapun itu, Allah lah yang menakdirkannya untuk kita. Tugas kita hanya meyakini bahwa akan ada hikmah dibalik segala hal. Tapi ini bukan berarti aku tak meyakini kekuasaan Allah sebelumnya. Bahkan ketika di pesantren dulu, ada sebuah ayat yang sangat  istimewa bagiku. Ya, Al-Baqoroh 216. Bisa jadi sesuatu yang kita sangka jelek adalah baik bagi kita, begitu pula sebaliknya. Kira-kira begitulah isinya (Cari dan lihat sendiri terjemahan lengkapnya). Salah satu ayat yang menjadi pegangan ketika hati merasa kecewa. Tapi tetap saja ketika itu aku (mungkin) hanya sebatas percaya, bukan meyakini. Hingga akhirnya aku menemukan alasan untuk jatuh hati pada sebuah “keyakinan”.

2 tahun yang lalu, salah seorang teman dengan kencangnya menghidupkan sebuah audio tausiyah dilaptopnya. Seakan-akan tidak ada aku dan hanya dia sendiri disitu. Menikmati tausiyah sambil mengotak-atik laptop. Dan mau tidak mau, aku pun terpaksa ikut mendengarkan tanpa sepengetahuannya. Tentu bukan hanya sekali. Berkali-kali aku harus terpaksa mendengarkan tausiyah yang ia putar. Tentu ini bukan hanya sebuah kebetulan. Awalnya terasa sangat biasa. Menurutku (ketika itu), tidak ada yang spesial dari apa yang disampaikan oleh sang penceramah. Masih terasa sama dengan tausiyah-tausiyah sebelumnya. Biasa. Hingga akhirnya aku tertarik dengan sebuah pembahasan yang beliau sampaikan. Ya, tentang keyakinan kepada Allah. Tentang tauhid. Tentang sesuatu yang tidak mungkin, bisa menjadi mungkin jika disandarkan kepada Allah. Ah, terimakasih sahabat. Terimakasih telah membuatku mendengar audio-audio yang selalu kau putar. Terimakasih telah menyadarkanku. Dan sejak saat itu lah aku mulai tertarik dan mengumpulkan video-video ceramah yang disampaikan oleh penceramah tadi. Ustadz Yusuf Mansur. Seseorang yang menjadi perantara bagiku menemukan makna yakin yang sebenarnya. Masi sangat jelas kalimat beliau ketika itu. Dengan gaya bicara khas betawi, beliau berkata (yang intinya kurang lebih seperti ini) “Kalo pengen apa-apa, minta aja sama Allah. Sesepele apapun, curhat sama Allah. Minta solusi. Minta apa aja. Allah ga bakal bosen dengerin keluh kesah hamba-Nya. Jangan malah bolak-balik curhat sama manusia yang kadang malah ga ngasi solusi tapi hanya menambah masalah”. Ah, rasanya kalimat itu menancap tepat di hati. Betapa banyak diantara kita yang lebih memilih mencurahkan permasalahan hidup kepada manusia? Mencurahkan permasalahan dengan cara mengeluh? Ah sudahlah, tak kan ada habisnya berbicara tentang keyakinan. Segini aja dulu. Nanti (mungkin) bakal lanjut di part 2. Mungkin. Jadi intinya begini, kalo pengen apa-apa, minta aja sama Allah. Tanamkan dalam diri bahwa Ga Ada Yang Ga Mungkin bagi Allah. Yang penting yakin. Sekali lagi, YAKIN! Salam sukses Berjemaah. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar