Rabu, 25 Maret 2015

Laporan Penelitian Anak Bermasalah

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah                                                            
              Permasalahan pada anak SD sangat penting untuk kita perhatikan karena mengingat adanya suatu kenyataan bahwa setiap orang dalam kehidupannya tidak pernah lepas dari permasalahan. Masalah yang sering dihadapi anak SD adalah anak sulit dalam bekerjasama dengan teman, sehingga dapat menimbulkan masalah terhadap proses pembelajaran. Kita sebagai pendidik harus bisa mengatasi perilaku bermasalah dan menggantinya dengan perilaku yang efektif dengan mengembangkan keterampilan yang khusus dan memelihara lingkungan belajar yang sehat, sehingga apa yang dicita-citakan anak dan pendidik dapat terwujud.                    Mendidik anak untuk bisa pintar mungkin bisa dilakukan oleh siapa saja. Tetapi mendidik anak untuk mempunyai emosi yang stabil, tidak semua orang bisa melakukannya. Dibutuhkan orang tua dan guru yang sabar, serius, ulet, serta mempunyai semangat dedikasi tinggi dalam memahami dinamika kepribadian anak. Perilaku siswa usia sekolah saat ini banyak dikeluhkan guru. Para guru mengeluh sikap anak-anak yang sangat sulit di atur (hiperaktif) emosinya di kelas. Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaran guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya. Selain itu juga, prestasi belajar anak hiperaktif juga tidak bisa maksimal dan pengajaran yang diberikan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kesulitan yang dimilikinya.

B.  Tujuan Penulisan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam usaha menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam memberikan layanan siswa yang secara individual serta pembuatan laporan studi kasus. Pelaksanaan studi kasus merupakan  persyaratan dalam mengikuti mata kuliah Studi Kasus. Kegiatan studi kasus relatif sama dengan kegiatan siswang yang sebenarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan kegiatan ini merupakan awal bagi calon dan untuk selanjutnya dapat memberikan gambaran bagaimana siswang sesungguhnya di lapangan.
Pada studi kasus ini diperlukan berbagai macam data, baik data pribadi maupun data tentang lingkungan (lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat) sebagai faktor yang turut mempengaruhi keberadaan siswa.
Meskipun  data ini merupakan sesuatu yang bersifat rahasia bagi siswa, namun tentunya tidak akan menimbulkan dampak negatif dan merugikan si siswa. Sebaliknya, siswa justru memperoleh sesuatu yang bersifat positif dan menguntungkan bagi dirinya guna memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, untuk menjaga keraasiaan data tentang siswa yang berupa penyamaran nama dan kesedian penulis untuk tidak memberitahukan pada orang lain. Hal ini  bermaksud untuk menjamin kerahasiaan masalah yang dialami oleh siswa yang bersangkutan.

C. Metode Penelitian
            Metode yang digunakan peneliti dalam menganalisis kasus yaitu dengan cara observasi dan wawancara langsung terhadap wali kelas siswa yang diteliti, dan dalam hal ini yaitu masalah anak hiperaktif yang kurang mampu dalam menerima pengajaran yang telah diberikan oleh guru. Kemudian akan dibahas langsungpada bab selanjutnya.


BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A.   Analisis ( Pengumpulan Data )
1. Hasil Wawancara di SD Blumbungan II didapatkan anak yang bermasalah yaitu anak hiperaktif :
a. Identitas Anak
1.      Nama                                    : Ahmad Wahyu
2.      Tempat Tanggal Lahir          : Pamekasan, 30 Juli 2008
3.      Anak Ke                                : 2 dari 3 bersaudara  
4.      Nama Orang Tua                   : Ayah : Supriyatna
                                                          Ibu     : Khodijah
5.     Pekerjaan                               : Ayah : PNS
                                                         Ibu     : Ibu rumah tangga
6.      Alamat                                  : Jln Perjuangan gang 8 Rt 21
7.      Jenis-jenis Masalah               : -  Anak tidak memperhatikan pelajaran
                                                       -  Anak yang suka mengganggu teman
                                                       -  Anak berintelegensi rendah
2. Hasil Observasi        
          Dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung anak tersebut selalu mengganggu proses belajar mengajar seperti ketika guru sedang menerangkan dia selalu ikut berbicara dan dia tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, tapi ketika guru bertanya dan menyuruh muridnya ke depan dia selalu ingin menjadi yang pertama menjawab pertanyaan guru tersebut hanya saja jawaban yang ia berikan salah, dia hanya ingin mencari perhatian dari gurunya selain itu juga dia selalu mengganggu teman-temannya misalnya saja dia suka mengelitik teman yang ada disampingnya ataupun di depannya sehingga membuat temannya merasa tidak nyaman atau terganggu. 

B. Sintesis
             Melihat dari tingkah laku Wahyu yang suka mengganggu temannya ketika belajar dapat dikatakan bahwa Wahyu merupakan anak yang hiperaktif, tetapi  kemampuan belajarnya sangat kurang, sehingga anak ini dapat digolongkan ke dalam anak yang hiperaktif dengan intelegensi rendah.

C. Diagnosis Masalah
            Dari hasil wawancara didapatkan keterangan bahwa Wahyu merupakan anak yang kurang sekali dalam belajar dia sulit sekali dalam menerima pelajaran dikarenakan dia jarang memperhatikan ataupun dia jarang berkonsentrasi ketika guru sedang menjelaskan yang dia lakukan hanya bermain-main saja sehingga hasil atau prestasinya menurun tetapi dia memiliki keberanian yang tinggi ketika guru menyuruh murid ke depan untuk mengerjakan soal yang diberikan dia selalu menjadi yang pertama, hanya saja jawabannya kurang tepat. Oleh karena itu guru sering menegur dia agar dia memperhatikan dan melarang dia tidak melakukan kegaduhan di dalam kelas yang bisa mengganggu temannya yang lain, maka dari itu guru mencari tahu kepada orang tuanya apa yang menyebabkan tingkah laku anaknya yang sering membuat kegaduhan, ternyata orang tuanya Wahyu memperhatikan keseharian anaknya dan kurang sekali dalam memberikan kasih sayang sehingga anak tersebut sering mencari perhatian kepada gurunya atau teman-temannya. Misalkan saja ketika belajar dia sering membuat suasana kelas gaduh yang menyebabkan guru dan teman-temannya terganggu.                                                  
Dari hasil diagnosis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Wahyu merupakan anak yang hiperaktif dengan intelegensi yang rendah dikarenakan dia kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya sehingga dia mencari perhatian kepada orang lain.

D. Prognosis Masalah                                                                                              
                  Langkah awal untuk mengatasi anak hiperaktif guru/ peneliti harus melihat faktor penyebabnya, bila faktor penyebab itu berkaitan dengan keluarga maka guru/peneliti harus bekerjasama dengan orang tua anak untuk membantu mengatasinya dan bila faktor penyebabnya dari fisik anak maka kita sebagai seorang guru harus bisa memberikan tugas-tugas belajar kepada anak agar anak bisa memusatkan perhatian dalam belajar sehingga anak bisa tenang dan berkonsentrasi dalam belajar.
Ternyata factor  penyebabnya adalah  orang tuanya kurang memperhatikan keseharian anaknya dan kurang sekali dalam memberikan kasih sayang sehingga anak tersebut sering mencari perhatian kepada gurunya atau teman-temannya. Misalkan saja ketika belajar dia sering membuat suasana kelas gaduh yang menyebabkan guru dan teman-temannya terganggu .
Jadi langkah awal yang saya/guru lakukan adalah berkerjasama bersama orang tua anak untuk membantu mengatasi masalah tersebut misalkan saja orang tua harus lebih perhatian kepada anaknya              
            Selain itu anak yang mengalami masalah hiperaktif dengan intelegensi rendah dapat ditangani dengan cara sebagai berikut:
1.   Memberikan kesempatan kepada anak untuk duduk di depan atau dekat dengan  guru agar
     perhatian  guru tidak terlepas dari anak tersebut.
2.      Memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba menyelesaikan semua tugas yang
            diberikan guru agar anak tersebut bisa mandiri tidak tergantung kepada orang lain.
3.      Memberikan waktu istirahat kepada anak agar tidak merasa kecapaian karena sering
menguras tenaganya dengan menggerak-gerakan anggota badannya.
4.      Guru bersama orang tua harus bisa bekerjasama dalam memberikan perhatian terutama
orang tua sangat berperan sekali dalam kehidupan anaknya. Apabila orang tua kurang dalam memberikan perhatian dan kasih sayang maka anak tersebut akan mencari perhatian terhadap orang lain.
5.      Guru harus bekerjasama dengan dokter untuk mengatasi anak yang hiperaktif sebab anak-
anak tersebut memerlukan pengobatan secara medis.

E.  Treatment Masalah
1. Treatment Disekolah                                                                                       
Peneliti memberikan saran kepada guru untuk menangani anak seperti Wahyu dengan cara:
a. Guru harus bisa memberikan pengarahan kepada anak bahwa apa yang dilakukannya itu
    salah dan banyak merugikan orang lain.
b.       Guru memberikan motivasi kepada anak dengan cara memberikan pujian -pujian dan hadian
    agar anak tersebut semangan dalam belajar sehingga  dia memperhatikan apa yang  
    disampaikan guru.
c.    Guru memberikan tugas kepada anak agar anak tersebut bisa mengembangkan atau 
merangsang kemampuan berpikirnya.
2. Treatmen Dirumah                                                                                                                  
                  Peneliti menyarankan kepada orang tua Wahyu agar lebih memperhatikan anaknya, dengan cara memberikan kasih sayang kepada anak namun tidak memanjakannya, menjalin komunikasi yang baik dengan anak, selalu katakan ia anak baik dan berikan apresiasi bila ia melakukan hal yang baik, hindari tayangan TV, video dan games yang bersifat kekerasan dan etika ,menasehati anak sebaiknya jelas dan spesifik serta diulang-ulang agar anak mudah memahami dan tidak menggunakan kekerasan.

E. Kendala dan Solusi
1.  Kendala
   Anak tersebut dalam kegiatan belajar mengajar sulit memperhatikan dan berkonsentrasi yang dia lakukan hanya bermain-main saja sehingga mengganggu orang lain dalam kegiatan belajar mengajar.   

2.  Solusi
            Agar Wahyu memperhatikan dalam pembelajaran, makahal yang harus dilakukan oleh guru yaitu :
a.      Guru dalam mengajar harus menarik sehingga kondisi dalam kelas tenangdan anak pun
dalam belajarnya senang.
b.  Guru harus menggunakan media sesuai dengan bahan ajar.
c.  Guru menjauhkan pengaruh yang mengganggu konsentrasi belajar anak.
d. Guru memberikan pengertian manfaat bahan ajar yang akan diajarkan pada siswa.
e.  Guru terlebih dahulu mendekati anak tersebut dan mencari apa penyebab anak bisa
     berperilaku seperti itu.
f. Guru memberikan nasehat kepada anak tersebut dan mengadakan konsultasi kepada orang
    tuanya.    

F. Tindak Lanjut       
             Demi kelancaran penanganan masalah maka perlu adanya tindak lanjut supaya anak yang bermasalah tidak kembali pada permasalahan sebelumnya, untuk itu dalam menindaklanjuti anak yang bermasalah ini, adalah:
1. Guru mengadakan komunikasi dengan orang tua untuk mengatasi masalah secara bersama.
2. Selalu memberikan pengertian agar anak tersebut tidak melakukan masalah lagi.
3.  Selalu memberikan kesempatan kepada anak untuk mengerjakan tugas-tugas yang bisa
     membuat anak tersebut mandiri.
4. Memberikan bimbingan pribadi kepada siswa agar bisa bertingkah laku baik lagi. 

            Setelah melakukan Observasi dan wawancara terhadap guru kelas siswa yang bersangkutan, maka dapat diketahui bahwa penyebab masalah yang dihadapi Wahyu, siswa kelas 2 SD di SDN Blumbungan II Pamekasan yaitu kurangnya perhatian dari orang tua sehingga anak cenderung nakal dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran, begitupun juga lingkungan yangkurang mendukung karena dia berteman dengan anak-anak yang jugamemiliki masalah yang sama dengan dirinya.

 
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari hasil observasi yang telah saya lakukan banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi, maka dari itu kita sebagai calon guru harus bisa membimbing pribadi siswa dan memberikan pelayanan bimbingan jiwa bagi dirinya sendiri maupun siswa. Maka dari itu kita harus bisa mengembangkan pribadi yang baik dan mandiri.                                                       
Permasalahan yang dialami anak SD bermacam-macam jenisnya. Maka dari itu kita harus bisa mengetahui faktor penyebab anak melakukan masalah dan solusi apa yang terbaik untuk mengatasinya. Bimbingan dan konseling menjadi sarana mengatasi anak seperti Wahyu, baik bimbingan konseling yang dilakukan di rumah maupun di sekolah. Selain itu perlu ada kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua dalam menangani anak tersebut. Kerjasama yang baik antara semua pihak dalam menangani anak yang mempunyai masalah seperti Wahyu, akan sangat membantu dalam perbaikannya kedepan demi amasa depan anak tersebut.

B.      Saran
            Agar permasalahan yang terjadi pada anak tidak terulang kembali, hendaknya guru sering memberikan bimbingan dan pengertian kepada anak. Selain itu juga guru lebih sering memberikan penugasan supaya anak dapat mengembangkan dan rangsangan untuk berpikir.    
  

Daftar Pustaka

Abu Bakar Baraja. 2004. Psikologi Perkembangan, Jakarta, Studio Pers.
Wahyuni, Karsih. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung : PT Refika Aditam.

1 komentar: